Senin, 12 September 2011

ujian buat kaum berjilbab untuk tetap istiqomah


Ternyata diskriminasi terhadap kaum berjilbab itu masih ada. Aku kira sudah tidak jaman lagi di era modernisasi seperti ini, era kaum wanita, yah jaman emansipasi. Masih ada terdapat segelintir perusahaan yang tidak mengizinkan karyawannya untuk menggunakan jilbab. Padahal jilbab bukan hal yang sangat mengganggu, justru jilbab melindungi, mengangkat martabak seorang wanita,  identitas keislaman wanita tanpa harus membaca ktp ataupun identitas diri lainnya.
Sedikit heran, bukan sedikit melainkan banyak dan sangat mengherankan. Mengapa perusahaan menetapkan aturan seperti itu. Jilbab sangat tidak mengganggu untuk hal apapun dalam melakukan aktifitas.
Sebenarnya dirumah saya tidak menggunakan jilbab, tapi untuk keluar dari rumah itu kewajiban bagi saya, yah minimal 10 meter jarak dari rumah saya tidak menggunakan jilbab, lewat dari itu saya pasti gunakan.
Mengapa saya menuliskan hal seperti ini, karena saya mengalaminya. Tadi siang saat saya mengantarkan berkas lamaran ke sebuah hotel ternama di kota tempat saya tinggal, dan pada saat saya bertemu dengan staf yang menerima berkas saya ini. Dia mengatakan “mohon maaf mba sebelumnya, jika mbak diterima disini perusahaan kami tidak menerima karyawan yang menggunakan jilbab”. Namun jika mbak mau mempertimbangkan persyaratan kami, lamaran bisa mbak masukan namun jika tidak mbak bisa mengambil kembali lamarannya. dan dengan manispun saya katakan  lamaran saya ambil saja kembali. Dalam hati ingin saya katakana jilbab saya tidak bisa dilepas demi pekerjaan ini. Saya rasa masih banyak tempat lain yang mau menerima saya (bukannya sombong)hehehe…
Ingin sekali saya tanyakan kenapa tidak bisa? Namun sepertinya saya hanya akan membuang waktu saja untuk pertanyaan seperti ini. Untuk merubahnya tidak menjadi aturan di hotel itu tidak semudah membalikkan tangan.
Harapan semoga hotel mereka makmur dengan aturan karyawan tidak boleh menggunakan jilbab. Selamat saja. Heheheheh….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar